Pendar Pulau Padar

Jika pulau ini berbentuk manusia, katakanlah dia seperti Adriana Lima. Cantik, menawan, tinggi semampai, dan punya aura yang membuat semua orang merasa tertarik. Sayangnya, Pulau Padar memiliki deskripsi yang tidak hanya bisa dijabarkan melalui diksi.

Salah satu pulau yang termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO ini menjadi salah satu primadona yang menjadi buruan dari para wisatawan saat mengikuti kegiatan sailing komodo.

Sekilas, apa sih yang bisa dilakukan di Pulau Padar? Cuma foto-foto, naik tangga, panas-panasan. Ya memang, tapi coba tanyakan kepada hati kecilmu saat melihat foto orang-orang di Pulau Padar sementara kamu belum pernah. Kalau bilang tidak iri, pasti bokis!

Photo hunting di Pulau Padar menjadi highlight tak terbantahkan selama sailing komodo. Kamu harus menaiki kurang lebih 525 anak tangga untuk menuju titik tertinggi pulau ini.

Ada beberapa photostop point. Semakin tinggi, maka semakin cetar background foto yang kamu dapat. Tapi, jangankan di point tertinggi, baru turun kapal saja Pulau Padar sudah menawarkan ratusan sudut foto yang instragamable sekali.

Kalau kamu sailing dengan phinisi, kamu akan diantar oleh sekoci untuk tiba di pulau ini. Kemudian kamu harus membayar tiket masuk di loket yang berada persis di depan anak tangga. Untuk nominal harga tiket, bisa langsung ditanyakan kepada petugas. Harganya tidak tetap. Susah untuk spill out the tea!

Setelah itu, jejakkan kaki satu per satu di anak tangga, and here comes the sun!

Terik tapi cantik!

Pulau Padar akan memberikan sensasi fantastis lewat panorama dan matahari surganya. Lelah karena meniti anak tangga akan terbayar saat kamu melihat ke sekeliling. Biru laut yang mendadak bikin rindu. Cantiknya pantai yang memaksa dilihat sambil duduk santai. Gagah bukit yang mengusir galau sampai terbirit-birit.

Tidak ada komodo di Pulau Padar. Konon, mereka enyah karena putusnya rantai makanan. Lalu sejauh memandang akan terlihat gugusan pulau yang termasuk di dalam Kawasan Taman Nasional Komodo. Istimewa sekali!

Belum lagi ada suguhan 2 pantai berpasir merah jambu yang dipisahkan oleh satu bukit kecil. Apakah kamu datang saat matahari terbit, atau matahari tenggelam, Pulau Padar tetap berada pada puncak pesonanya.

Silakan siapkan saja sunblock untuk melindungi kulit dari pancaran langsung pendar matahari di Padar, topi, kacamata hitam, dan juga alas kaki yang nyaman untuk berjalan.

Eits, tapi ada beberapa hal yang harus kamu ketahui saat mengunjungi Pulau Padar. Diantaranya: dilarang merokok, dilarang berlaku vandalisme, dan menerbangkan drone tanpa izin dari petugas Taman Nasional Komodo.

Alam tidak meminta lebih selain kelestarian dan rasa cinta kok.

Di Pulau Padar kita juga akan diajarkan untuk bersabar. Jika kamu datang saat pulau ini sedang ramai-ramainya, maka kamu harus rela antri untuk bisa foto di salah satu spot terbaik di sana.

Pulau Padar juga mengajarkan kita untuk toleran, saling berbagi setapak untuk mencapai keindahan yang mutlak. Agar rela menahan langkah ketika wisatawan lain terengah. Atau menyingkir sejenak agar orang lain bisa bergerak.

Meninggalkan pulau ini akan membuat hati sedikit berderit. Apakah akan ada kunjungan kedua, atau ketiga, dan seterusnya?

Apakah wisatawan setelah kita akan mampu menjaga pendar di Pulau Padar agar selalu bersinar?

Karena sungguh, andaikan Pulau Padar adalah sebersit rasa, maka dia adalah rindu.

Belum didatangi merayu-rayu, ketika ditinggal membuat sendu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *